Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Mengenal Konstruksi Ignition Coil (Koil Pengapian) Dan Cara Kerjanya

Ada tiga syarat untuk mesin kendaraan dapat bekerja yaitu udara, bahan bakar, dan panas atau api. Ketiga syarat tersebut harus dipenuhi agar mesin dapat bekerja. Panas atau percikan api dihasilkan oleh sistem pengapian pada kendaraan. Pada sistem pengapian konvensional, terdapat berbagai komponen penting salah satunya yaitu ignition coil (koil pengapian)

Igniton coil merupakan salah satu komponen penting yang diperlukan untuk menghasilkan loncatan bunga api yang besar pada kendaraan. Jadi tanpa ada koil tidak akan terjadi loncatan bunga api pada busi. Prinsip kerja igniton koil sebenarnya sama seperti travo yaitu menaikkan tegangan. Pada kendaraan tegangan yang semula 12 volt akan dirubah menjadi 20 ribu volt agar terjadi loncatan bunga api yang kuat pada busi.

Dengan loncatan bunga api yang kuat tentunya campuran bahan bakar dan udara pada ruang bakar akan cepat terbakar. Dengan pembakaran yang baik ada beberapa kelebihan salah satunya adalah lebih irit bahan bakar dan tidak menyebabkan polusi. Oleh karena itu apabila terjadi kerusakan pada koil maka tidak akan terjadi loncatan bunga api yang kuat pada elektroda tengah busi ke elektroda massa busi.

Untuk mendiagnosa kerusakan pada koil tentunya harus mengetahui konstruksi dari ignition coil sendiri. Selain itu harus diketahui pula jenis-jenis ignition coil pada kendaraan. Bagaimana prinsip kerja ignition koil juga perlu untuk diketahui untuk mempermudah proses diagnosa kerusakan. Semua hal tersebut akan dibahas pada artikel berikut ini.

Fungsi Ignition Coil (Koil Pengapian)

Ignition koil atau koil pengapian merupakan salah satu komponen sistem pengapian pada kendaraan yang berfungsi untuk meningkatkan atau merubah tegangan baterai yang semula 12 volt menjadi 20 ribu volt untuk menghasilkan loncatan bunga api pada busi. Loncatan bunga api inilah yang digunakan untuk proses pembakaran pada ruang bakar.

Konstruksi Ignition Coil (Koil Pengapian)

Pada sistem pengapian konvensional biasanya terdapat satu koil untuk melayani semua busi yang ada pada mesin. Secara konstruksi, semua ignition coil itu sama saja walaupun betuknya berbeda. Didalamnya terdapat dua kumparan yaitu kumparan primer dan kumparan skunder. Kedua kumparan ini yang akan menaikkan tegangan baterai untuk menghasilkan percikan bunga api pada busi. Berikut konstruksi ignition coil (koil pengapian):
Berikut keterangan konstruksi ignition coil (koil pengapian):

  1. Terminal Tegangan Tinggi merupakan bagian dari ignition coil yang berfungsi untuk meneruskan hasil penaikkan tegangan baterai pada koil yang kemudian diteruskan ke masing-masing busi melalui kabel tegangan tinggi / distributor pada pengapian konvensional.
  2. Isolasi Pemisah Kumparan merupakan bagian pada ignition coil yang berfungsi untuk mencegah terjadinya konsleting pada kumparan yang saling berdekatan.
  3. Isolasi Penutup
  4. Penghubung Tegangan Tinggi Melalui Kontak Pegas
  5. Rumah/body merupakan wadah dari komponen-komponen lain ignition coil.
  6. Pengikat merupakan bagian dari ignition koil yang digunakan sebagai tempat menaruh baut untuk mengikat pada bodi kendaraan.
  7. Plate Jacket
  8. Kumparan Primer merupakan bagian terpenting dari ignition koil yang terdiri dari lilitan kawat yang lebih tebal dari kumparan sekunder yaitu 0.5 - 1 mm. Lilitan primer terdiri dari 150-300 lilitan kawat yang mengelilingi kumparan sekunder koil. Kumparan primer terdapat dua ujung yang mana ujung satu berhubungan dengan terminal positif koil dan ujung yang lain berhubungan dengan terminal negatif koil. Kumparan primer ini akan menghasilkan magnet yang digunakan untuk induksi pada koil.
  9. Kumparan Skunder merupakan bagian dari ignition koil yang terdiri dari lilitan kawat dengan diameter 0.01 - 0.1 mm. Dengan diameter yang lebih kecil maka jumlah lilitan pada kumparan sekunder lebih banyak dari kumparan primer yaitu 13000 - 15000 lilitan. Kumparan sekunder ini dililitkan pada inti besi. Kumparan sekunder memiliki dua ujung lilitan yang mana ujung pertama berhubungan dengan terminal positif koil dan ujung satunya berhubungan dengan terminal tegangan tinggi melalu pegas.
  10. Sealing Compound merupakan bagian dari ignition koil yang berfungsi untuk menambah daya tahan koil dari panas ketika sedang bekerja. Ini terbuat dari minyak atau campuran penyekat.
  11. Insulator
  12. Inti Besi merupakan bagian dari ignition coil yang berfungsi sebagai tempat lilitan dari kumparan yang ada pada koil.


Jenis-Jenis Ignition Coil (Koil Pengapian)

Ada beberapa jenis ignition coil yang digunakan pada sistem pengapian kendaraan. Berikut merupakan jenis-jenis ignition coil (koil pengapian):
  1. Conventional Ignition Coil (Koil Tipe Tabung) merupakan koil yang paling populer dan banyak digunakan. Koil tipe tabung ini digunakan pada sistem pengapian konvensional dan semi transistor. Koil tipe tabung digunakan untuk melayani semua busi yang ada pada mesin artinya one coil all silinder atau satu koil untuk melayani semua busi yang ada. Namun untuk menggunakan koil tipe tabung, sistem pengapian memerlukan komponen tambahan yaitu distributor untuk membagi hasil tegangan tinggi koil pada masing-masing busi. Koil ini dapat menaikkan tegangan baterai menjadi 20000 volt. Namun dikarenakan bentuk yang cukup besar dan berat, koil tipe tabung sudah tidak digunakan pada mobil-mobil modern.
  2. Molded Ignition Coil Type (Koil Tipe Selubung) merupakan koil yang banyak dipakai untuk mobil tipe modern ini. Koil ini dibungkus oleh resin yang tahan panas dan tegangan tinggi. Keuntungan dari koil tipe selubung yaitu dapat menghasilkan tegangan sebesar 40000 volt sehingga pembakaran lebih maksimal. Ada beberapa tipe koil selubung yaitu 1) single koil pack merupakan koil yang digunakan pada pengapian konvensional dan semi transistor dimana satu koil untuk melayani semua busi yang ada. 2) Single Spark Coil merupakan koil tipe selubung yang mana banyak digunakan pada distributor less ignition atau pengapian tanpa distributor. Koil tipe ini hanya melayani satu busi saja sehingga membutuhkan beberapa koil pada satu mesin. 3) Double spark coil atau koil yang digunakan untuk dua buah busi. Dikarenakan satu koil untuk melayani dua buah busi maka memerlukan bahan yang bagus yang mengakibatkan harga dari double spark coil mahal. 

Cara Kerja Ignition Coil (Koil Pengapian)

Sebuah lilitan akan menghasilkan medan magnet apabila dialiri arus listrik. Besarnya medan magnet tergantung dari jumlah lilitan, besar diameter kawat, dan besarnya arus atau tegangan listrik yang mengalir. Semakin banyak, besar lilitan dan arus atau tegangan yang mengalir tentunya akan semakin besar pula medan magnet yang dihasilkan, begitu pula sebaliknya.

Apabila ada dua kumparan yang disejajarkan maka akan timbul induksi elektromagnet pada kedua kumparan tersebut. Namun induksi elektromagnet yang terjadi pada koil tidak dapat menyebabkan terjadinya elektromotive force atau gaya gerak listrik. Oleh karena itu dibutuhkan komponen tambahan yang berfungsi untuk memutus arus listrik pada kumparan primer agar terjadi gaya gerak listrik. Komponen tersebut adala kontak platina.

Pada saat kontak platina terputus maka induksi elektromagnet pada kumparan primer akan hilang dan akan mempengaruhi kumparan sekunder sehingga terjadi gaya gerak listrik. Gaya gerak listrik akan menghasilkan tegangan tinggi yaitu sekitar 20000-40000 volt dalam rentang waktu sesaat. Tegangan tinggi inilah yang kemudian dialirkan ke busi untuk diubah menjadi percikan bunga api yang kuat untuk proses pembakaran.

Diatas merupakan pembahasan mengani fungsi Ignition Coil (Koil Pengapian), konstruksi Ignition Coil (Koil Pengapian), jenis-jenis Ignition Coil (Koil Pengapian), dan cara kerja Ignition Coil (Koil Pengapian)

Posting Komentar untuk "Mengenal Konstruksi Ignition Coil (Koil Pengapian) Dan Cara Kerjanya"