Sistem Pengapian
Fungsi Sistem Pengapian
Dalam sistem kendaraan terdapat berbagai sistem yang diperlukan untuk menunjang kinerja dari kendaraan itu sendiri. Salah satu sistem tersebut adalah sistem pengapian. Sistem pengapian mempunyai dua fungsi utama yaitu
1.Menyediakan percikan bunga api bertegangan tinggi di busi untuk pembakaran campuran bahan bakar dan udara.
2.Mengatur saat pengapian untuk mendapatkan hasil kinerja terbaik dari mesin kendaraan.
Tegangan pada baterai biasanya hanya terdiri dari 12-24 Volt saja, tentu tegangan listrik ini tidak cukup menghasilkan percikan bunga api yang kuat pada busi. Oleh karena itu diperlukan sebuah sistem yang dapat menghasilkan tegangan lebih tinggi hingga 20 ribu volt atau lebih agar percikan bunga api yang dihasilkan dapat lebih kuat.
2.Mengatur saat pengapian untuk mendapatkan hasil kinerja terbaik dari mesin kendaraan.
Tegangan pada baterai biasanya hanya terdiri dari 12-24 Volt saja, tentu tegangan listrik ini tidak cukup menghasilkan percikan bunga api yang kuat pada busi. Oleh karena itu diperlukan sebuah sistem yang dapat menghasilkan tegangan lebih tinggi hingga 20 ribu volt atau lebih agar percikan bunga api yang dihasilkan dapat lebih kuat.
Komponen Sistem Pengapian
1. Baterai
Baterai dalam sistem pengapian berfungsi sebagai pensuplai arus ke lilitan primer koil pada saat mesin dalam kondisi start dan idling. Namun apabila mesin sudah putaran menengah, tugas baterai digantikan alternator.
2. Fuse atau sekering
Fuse atau sekering dalam sistem pengapian berfungsi sebagai pengaman pada rangkaian sistem pengapian apabila terjadi hubungan singkat atau konsleting listrik. Sehingga kerusakan komponen dapat diminimalisir.
3. Kunci Kontak
Kunci kontak berfungsi sebagai saklar yaitu menghubungkan dan memutuskan arus yang mengalir dari baterai ke lilitan primer koil.
4. Ignition Coil
Ignition coil atau yang lebih dikenal dengan koil mempunyai fungsi untuk mengubah tegangan 12 V yang diterima dari baterai menjadi tegangan 20KV atau lebih agar tercipta percikan bunga api yang kuat pada busi. Untuk menghasilkan tegangan 20KV tersebut, coil harus memiliki dua lilitan utama yaitu:
a. Lilitan primer
Di lilitan primer terjadi self induksi sebesar 200-400V. Tegangan ini akan dialirkan dan disimpan sementara ketika kontak platina mulai membuka menuju ke kondensor. Apabila kontak platina mulai menutup maka arus pada kondensor akan dialirkan kembali ke lilitan primer koil sehingga arus pada lilitan primer menjadi penuh sehingga ketika kontak platina mulai membuka induksi elektromagnet pada kumparan sekunder akan cukup kuat. Ciri-ciri lilitan primer koil:
- Menciptakan medan magnet
- Diameter kawat 0.6-0.9 mm
- Jumlah lilitan 200-400 lilitan
b. Lilitan sekunder
Sementara pada lilitan sekunder terjadi induksi sebesar 20000-40000 V. Hasil induksi pada lilitan sekunder koil ini dialirkan menuju ke busi sesuai dengan firing order.Ciri-ciri lilitan sekunder:
- Menciptakan induksi elektromagnet
- Diameter kawat 0.05-0.08 mm
- Jumlah lilitan 2000-15000 lilitan
Selain terdapat dua lilitan, ignition coil juga dibedakan menjadi dua yaitu
a. Ignition coil dengan resistor
Resitor di ignition coil berfungsi untuk mengurangi penurunan tegangan pada lilitan sekunder pada saat putaran
mesin tinggi dan untuk menstabilkan arus yang masuk ke lilitan primer.
- Eksternal Resistor
Ignition coil dengan eksternal resistor dilengkapi dengan resistor (Ballast Resistor) yang diletakan pada bodi luar koil.
- Internal Resistor
Ignition coil dengan internal resistor dilengkapi dengan ballast resistor yang dijadikan satu didalam coil.
b. Ignition coil tanpa resistor
Koil tanpa rersistor berarti koil tidak dilengkapi dengan ballast resistor. Koil tanpa resistor akan menyebabkan nilai tahanan gulungan primer
besar, sehingga waktu yang dibutuhkan lama agar arus yang masuk ke lilitan
primer mencukupi untuk pembentukan medan magnet.
5. Distributor
Distributor berfungsi untuk mendistribusikan tegangan hasil induksi elektromagnet pada koil ke masing-masing busi sesuai dengan firing order. Berikut komponen distributor beserta fungsinya:
a. Platina
Kontak platina berfungsi untuk menghubungkan dan memutuskan arus listrik ke kumparan primer koil agar terjadi induksi elektromagnet pada kumparan sekunder.
b. Condensor
Kondensor berfungsi untuk mencegah terjadinya loncatan bunga api yang berlebihan pada kontak platina dengan jalan arus yang berlebihan tadi disimpan pada kondensar dan akan dialirkan kembali ke kumparan primer untuk langkah pengapian yang selanjutnya.
c. Bagian Pemaju Saat Pengapian
Bagian pemaju saat pengapian pada distributor dibedakan menjadi dua yaitu governor advance dan vacuum advance. Sentrivugal Governor Advance berfungsi untuk memajukan saat pengapian berdasarkan putaran mesin. Vacuum Advancer berfungsi untuk memajukan saat pengapian berdasarkan beban mesin
Governor Advancer
Governor Advancer
Vacuum Advancer
6. Busi
Busi berfungsi untuk menghasilkan loncatan bunga api yang kuat untuk proses pengapian.
0 Response to "Sistem Pengapian"
Posting Komentar