Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Fungsi, Komponen, Cara Kerja Sistem Rem Pada Kendaraan

Fungsi Komponen dan Cara Kerja Sistem Rem - Sistem rem adalah salah satu sistem penting pada kendaraan. Hal ini karena sistem rem berperan untuk mengurangi laju kendaraan. Fungsi sistem rem merupakan piranti untuk memperlambat dan menghentikan laju roda kendaraan. Namun fungsi sistem rem tidak terbatas hanya untuk memperlambat atau menghentikan laju kendaraan, melainkan terdapat berbagai fungsi lainnya.

Sistem rem membutuhkan berbagai komponen agar sistem rem dapat berfungsi sebagaimana mestinya. Komponen sistem rem terdiri dari pedal, master cylinder, wheel silinder, brake pad, dan berbagai komponen lainnya. Setiap komponen sistem rem memiliki tugas dan peranan yang berbeda-beda. Kita ketahui bahwasanya sistem rem terletak di bagian roda sehingga membutuhkan mekanisme penghubung antara ruang kemudi dengan sistem rem pada roda.

Cara kerja sistem rem memanfaatkan gesekan antara dua benda untuk mengurangi energi kinetik yang ada. Energi kinetik dirubah oleh sistem rem menjadi energi panas. Sistem rem memanfaatkan gaya gesek antara dua benda.  Oleh karena itu setiap bagian dari sistem rem harus mampu menahan gesekan, tahan panas, dan tidak mudah berubah bentuk pada saat bekerja dalam suhu tinggi. Selain itu sistem rem juga harus memiliki bahan yang mempunyai nilai gesek yang tinggi sehingga proses pengurangan laju kendaraan dapat berjalan secara efektif.

Sistem rem memiliki peranan penting pada kendaraan. Tanpa adanya sistem rem, tentunya kendaraan tidak bisa dihentikan atau dikurangi kelajuannya. Apa saja fungsi sistem rem kendaraan? Apa saja komponen sistem rem? Bagaimana cara kerja sistem rem pada kendaraan? Semua hal tersebut akan dibahas pada artikel berikut ini.
fungsi sistem rem

Fungsi Sistem Rem

Terdapat beberapa fungsi sistem rem yang digunakan pada kendaraan. Berikut merupakan fungsi sistem rem pada kendaraan:
  1. Untuk mengurangi laju atau kecepatan kendaraan (memperlambat). Dengan sistem rem  kendaraan dapat dikurangi kecepatannya disesuaikan dengan kebutuhan. Semisal jalan kondisi membelok tentunya membutuhkan pengurangan laju kendaraan untuk mempermudah membelokkan kendaraan. 
  2. Untuk menghentikan laju kendaraan. Dengan sistem rem maka kendaraan dapat dihentikan secara sepenuhnya ketika sudah berjalan. 
  3. Memungkinkan kendaraan dapat berhenti ditempat yang tidak rata. Dengan adanya sistem rem maka dapat memungkinkan kendaraan berhenti pada tanjakan atau turunan.
  4. Keselamatan dan keamanan dalam berkendara. Sistem rem akan memberikan jaminan keamanan dan keselamatan dalam berkendara. Semisal saat kendaraan membutuhkan keadaan berhenti mendadak, maka sistem rem siap siaga untuk menunjang hal ini.

Komponen Sistem Rem

Pada sistem rem terdapat berbagai komponen atau bagian yang memiliki berbagai tugas untuk menunjang fungsi dari sistem rem. Berikut merupakan komponen sistem rem yang digunakan pada kendaraan:
komponen sistem rem

1. Pedal Rem

Pedal rem merupakan bagian sistem rem yang dimanfaatkan oleh pengemudi untuk melakukan pengereman. Pedal rem merupakan bagian yang menghubungkan antara tenaga injakan pengemudi dengan master silinder rem. Pedal rem mempunyai fungsi yang sangat penting pada sistem rem. Oleh karena itu diperlukan perawatan dan perbaikan agar pedal rem berfungsi sebagaimana mestinya. 

Penyetelan pada pedal rem biasannya terletak pada ketinggian pedal rem. Semakin tinggi pedal rem maka memerlukan waktu yang lebih lambat untuk melakukan pengereman karena pergerakan pedal rem yang semakin panjang. Sebaliknya, apabila pedal rem terlalu pendek maka akan membuat jarak cadangan pengereman berkurang. Hal ini akan menyebabkan pengereman kurang optimal. Selain itu pedal rem juga harus memiliki jarak bebas. Hal ini diperlukan agar sistem rem hanya bekerja ketika dibutuhkan. Selain itu juga sebagai sistem pengaman apabila kaki lupa menekan pedal rem. 

2. Booster Rem

Booster rem merupakan bagian sistem rem yang berfungsi untuk memberikan tenaga tambahan ketika pedal rem diinjak. Tenaga penekanan pedal rem oleh pengemudi kurang kuat untuk menghentikan kendaraan sehingga dibutuhkan boster rem. Jadi prinsip kerja boster adalah untuk memperkuat atau melipatgandakan tenaga penekanan sehingga daya pengereman lebih besar.

Booster rem bekerja dengan memanfaatkan perbedaan tekanan dan kevakuman pada intake manifold. Booster rem dihubungkan menuju master silinder ataupun bisa dijadikan satu dengan master silinder. Master silinder dan pedal rem dihubungkan dengan membran untuk menghasilkan daya penekanan yang besar dengan langkah pedal yang kecil. Oleh karena itu dengan adanya boster rem, maka pedal rem akan terasa lebih ringan dan pengereman lebih efektif.

3. Master Silinder Rem

Master silinder merupakan bagian sistem rem yang berfungsi untuk mengubah tenaga mekanis dari pedal rem yang diinjak menjadi tenaga hidrolis. Pada master silinder rem terdapat beberapa komponen seperti reservoir, piston, dan silinder yang digunakan untuk membangkitkan tenaga hidrolis. 

Master silinder terdapat beberapa jenis seperti tipe tunggal dan tipe ganda. Pada master silinder tipe ganda terdapat pemisahan tenaga hidrolis untuk rem depan dan rem belakang. Selain itu pada sistem tandem aliran hidrolis dibuat silang. Oleh karena itu apabila ada salah satu yang mengalami kerusakan masih ada sisi lain yang dapat bekerja. Hal ini untuk mencegah kendaraan membanting ketika rem diinjak.

4. Katup Proportional

Katup proportional merupakan bagian sistem rem yang memiliki fungsi untuk membagi tenaga hidrolis ke mekanisme rem depan dan belakang. Rem depan membutuhkan tenaga pengereman yang lebih besar di banding rem belakang. Hal ini diperlukan karena apabila tenaga pengereman rem depan dibuat sama dengan rem belakang akan menyebabkan rem belakang mengunci. Apabila rem belakang mengunci maka roda belakang akan terjadi selip sehingga susah dikontrol.

Oleh karena itu tenaga hidrolis yang dihasilkan oleh master silinder harus dibagi sedemikian rupa sehingga daya hidrolis rem depan lebih besar daripada rem belakang. Dengan menurunkan tenaga hidrolis maka tenaga pengereman pada rem belakang akan lebih rendah daripada rem belakang sehingga roda tidak mengunci atau selip.

5. Flexible Hose atau Selang Fleksibel

Flexible hose atau selang fleksibel merupakan salah satu bagian dari sistem rem yang memiliki fungsi untuk menghubungkan antara rem pada bagian atas dengan mekanisme rem baik roda depan maupun roda belakang. Tidak semua pipa rem terbuat dari bahan fleksibel melainkan ada beberapa yang terbuat dari alumunium untuk menahan tekanan hidrolis yang dihasilkan dari master silinder. Selang atau pipa rem berfungsi untuk mengalirkan tenaga hidrolis agar dapat digunakan untuk mendorong piston rem sehingga sistem rem dapat bekerja.

6. Tuas Rem Parkir

Tuas rem parkir merupakan bagian sistem rem yang memiliki fungsi untuk mengerem atau mengunci roda belakang yang bekerja secara mekanis menggunakan batang atau kabel. Hal ini bertujuan agar kendaraan dapat berhenti dalam kondisi parkir baik dalam jalan yang rata maupun tidak rata. Rem parkir bertujuan sebagai bagian dari keamanan kendaraan ketika kendaraan ditinggal dalam waktu yang agak lama dengan kondisi permukaan jalan naik ataupun turun sehingga kendaraan tidak bergerak dan membahayakan benda disekitar kendaraan.

7. Rem Cakram atau Rem Piringan

Rem cakram atau rem piringan merupakan bagian dari sistem rem yang memiliki fungsi untuk memberikan daya pengereman pada roda kendaraan. Rem cakram atau rem piringan lebih banyak digunakan untuk roda depan. Prinsip rem cakram yaitu sepasang pad atau kampas rem yang tidak berputar menjepit piringan yang ikut berputar oleh roda menggunakan tenaga hidrolis yang dikoversi menjadi tenaga dorong oleh piston rem. Dengan gesekan dari pad dan cakram ini maka akan terjadi gaya gesekan yang akan memperlambat laju atau putaran roda. 

rem piringan atau rem cakram lebih efektif dikarenakan rem cakram dapat mengalirkan udara yang dingin untuk mendinginkan panas akibat gesekan pad dan cakram. Oleh karena itu gaya pengereman akan lebih maksimal walaupun dalam kondisi kecepatan tinggi. 

8. Rem Tromol

Rem tromol merupakan bagian dari sistem rem yang memiliki fungsi untuk memberikan daya pengereman pada roda. Rem tromol lebih banyak digunakan pada rem belakang ataupun pada kendaraan niaga. Prinsip kerja rem tromol sebenarnya sama dengan rem cakram yaitu memanfaatkan gaya gesek. Perbedaannya hanya terletak pada bidang gesek yang digunakan yang mana untuk rem cakram menggunakan rem cakram sementara rem tromol menggunakan tromol. 

Sepasang sepatu atau kampas rem akan terdorong oleh piston roda dengan memanfaatkan tenaga hidrolis dari master silinder. Kampas rem akan bergesekan dengan tromol yang ikut berputar dengan roda. Dengan adanya gesekan ini maka akan memperlambat laju tromol sekaligus roda dikarenakan keduanya memang disusun menjadi satu.

Cara Kerja Sistem Rem

Cara kerja sistem rem sebenarnya hanya memanfaatkan gaya gesek yang timbul dari duaa benda. Dengan memperbesar gaya gesek maka energi kinetik dapat diturunkan atau diperlambat. Untuk lebih lengkapnya berikut merupakan cara kerja sistem rem yang digunakan pada kendaraan.
cara kerja sistem rem
Apabila pedal rem di tekan maka tenaga dari pedal rem akan diteruskan ke piston master silinder yang digunakan untuk memberikan tekanan pada minyak rem. Dengan kata lain gerakan pedal rem dirubah menjadi tenaga hidrolis pada master silinder. Sesuai dengan bunyi hukum pascal bahwasanya semua cairan pada ruangan tertutup akan diteruskan ke segala arah. Tenaga hidrolis dari minyak rem diteruskan ke mekanisme rem baik depan dan belakang melalui selang atau pipa rem.
cara kerja sistem rem
Selain di teruskan ke segala arah melalui pipa rem, juga diteruskan ke segala arah ke wheel cylinder atau silinder roda. Gerakan pada silinder roda diteruskan ke brake pad atau kampas kopling yang kemudian digunakan untuk menekan dan menjepit cakram ataupun tromol untuk mengurangi atau menghentikan energi kinetik yang terjadi.

Gaya gesek pada sistem rem diperbesar dengan memperbesar bidang gesek yang terdapat pada sistem rem. Selain itu bahan yang digunakan untuk membuat kampas rem juga berfungsi untuk memperbesar gaya gesek yang terjadi. Oleh karena itu sistem rem dapat bekerja secara optimal dan maksimal. 

Diatas merupakan pembahasan mengenai sistem rem. Pembahasan meliputi fungsi sistem rem, komponen sistem rem, serta cara kerja sistem rem.

Posting Komentar untuk "Fungsi, Komponen, Cara Kerja Sistem Rem Pada Kendaraan"